expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 27 Februari 2014

Tanda Hitam di Dahi Perlu Diwaspadai





مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُونَ فَضْلاً مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَاناً سِيمَـهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِى الإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَـتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً

"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang yang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." (QS al Fath:29).

Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan 'Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.' Padahal bukan demikian yang dimaksudkan.

Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan 'tanda mereka' adalah perilaku yang baik.

Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyukan.

Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, "Ciri mereka adalah shalat." (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).

Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, "Siapakah anda?", "Aku adalah anak asuhmu", jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, "Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?" (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698).

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, "Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!" (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).

Dari Abi Aun, Abu Darda' melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat 'napal' semisal 'napal' yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, "Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik." (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).

Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, "Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku." (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).

Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, "tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud." Apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban beliau, "Bukan, bahkan 'napal' yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan 'napal' yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu'an." (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).

Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, "Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya' yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid'ah)." (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).

Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, "Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, "Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!" Beliau berkata, "Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya." Dia lantas berkata, "Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil." Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, "Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku." Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda:
"Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun al Qur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul." (HR Ahmad no 19798, dinilai shahih li gharihi oleh Syeikh Syu’aib al Arnauth).

Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi.



Sumber: 
http://ustadzaris.com


Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas





Surat Al-Ikhlas (Memurnikan Ke-Esa-an Alloh SWT) adalah Surat ke-112 dalam Al-Qur an. Surat ini tergolong Surat Makkiyah, terdiri atas 4 ayat dan pokok isinya adalah menegaskan ke-Esa-an Alloh dan menolak segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.

Sabda Rosululloh S.A.W yang bermaksud:
"Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian shirotul-mustaqim lalu menuju ke surga." (Demikian diterangkan dalam Tadzkirotul Qurthuby).

Rosululloh SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya "Siapakah antara kalian yang dapat mengkhatamkan Al-Qur an dalam jangka masa singkat (dua-tiga menit)?"

Tiada seorang dari sahabatnya yang menjawab. Malah Sayyidina 'Umar bin Khattab r.a. (Rodliyallohu 'anhu) telah mengatakan bahwa mustahil untuk mengkhatamkan Al-Qur an begitu cepat. Kemudian Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib k.w. mengangkat tangannya, menyatakan kesanggupan. Sayyidina 'Umar berkata kepada Sayyidina 'Ali bahwa Sayyidina 'Ali (yang masih muda pada waktu itu) mungkin tidak tahu apa yang dikatakannya itu.

Kemudian Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib membaca Surat Al-Ikhlas tiga kali. Rosululloh SAW menjawab dengan mengatakan bahwa Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib benar. Kemudian menerangkan bahwa membaca Surat Al-Ikhlas sekali ganjarannya sama dengan membaca 10 juz kitab Al-Qur an atau sepertiga Al-Qur an. Jika membaca Surat Al-Ikhlas sebanyak tiga kali Khatamlah Al-Quran karena dengan membaca sebanyak tiga kali sama seperti dengan membaca 30 juz Al-Quran.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa Rosululloh SAW telah bersabda:
"Ketika saya (Rosululloh SAW) melakukan perjalan isro-miraj ke langit, maka saya telah melihat 'Arsy di atas 360,000 sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan. Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya setiap satu padang sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap padang sahara itu terdapat 80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca Surat Al-Ikhlas. Setelah mereka selesai membaca Surat Al-Ikhlas maka berkata mereka: "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini, kami berikan kepada orang yang membaca Surat Al-Ikhlas, baik ia lelaki maupun perempuan.""

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
قُلۡ هُوَ اللّٰہُ اَحَدٌ
اَللّٰہُ الصَّمَدُ
لَمۡ یَلِدۡۙ وَ لَمۡ یُوۡلَدۡ
وَ لَمۡ یَکُنۡ لَّهّ کُفُوًا اَحَدٌ

"Katakanlah Dia-lah Alloh Yang Maha Esa, Alloh yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan Tiada satupun yang setara dengan Dia."



Membaca Surat Al-Ikhlas memperoleh pahala seperti membaca Kitab Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur an.

Sabda Rosululloh SAW yang lain:
Demi Alloh yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya:
"Qul Huwallohu Ahad" itu tertulis di sayap malaikat Jibril a.s,
"Allohush-shomad" itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s,
"Lam yalid walam yuulad" tertulis pada sayap malaikat 'Izroil a.s,
"Walam yakullahu kufuwan Ahad" tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s.

"Qul Huwallohu Ahad" itu tertulis di dahinya Abu Bakar As-shiddiq .r.a.,
"Allohush-shomad" itu tertulis di dahinya 'Umar bin Khattab r.a.,
"Lam yalid walam yuulad" tertulis di dahinya 'Utsman bin 'Affan r.a.,
"Walam yakullahu kufuwan Ahad" tertulis di dahinya 'Ali bin Abi Tholib r.a..

(Kitab Hayatun Kuluubi).

Dari A'isyah r.a., bahwasanya Nabi Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam pernah mengutus seorang shahabat dalam sebuah pertempuran. Lalu dia mengimami sholat dan selalu membaca surat Al-Ikhlas. Tatkala mereka kembali dari pertempuran mereka adukan hal tersebut kepada Nabi Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda: "Tanyakan kepadanya apa yang melatarbelakangi dia berbuat seperti itu, merekapun menanyakannya. Lalu dia pun menjawab: "Karena sesungguhnya surat Al-Ikhlas itu mengandung sifat yang dimiliki oleh Ar-Rohman (Alloh SWT) dan aku suka untuk membacanya. Maka Nabi Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam bersabda: "Kabarkan kepadanya bahwa Alloh subhanahu wata'ala mencintainya." (HR. Al-Bukhari no.7375).

Dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata: "Aku pernah bersama Rosululloh Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam dan disaat itu beliau mendengar seseorang membaca Al-Ikhlas. Lalu beliau bersabda: "Dia telah mendapatkan", Abu Hurairah bertanya: "Mendapatkan apa wahai Rosululloh?" Beliau menjawab: "Al-Jannah (surga)." (HR. At Tirmidzi).

Dalam hadits yang lain beliau bersabda: "Kecintaanmu terhadap surat Al-Ikhlas memasukkanmu ke dalam al jannah." (HR. Al-Bukhari).

Sebenarnya banyak sekali Fadhilah - Keutamaan Membaca Al-Qur an, mudah-mudahan yang disampaikan ini bisa banyak bermanfa'at.

Dari 'Ali bin Abi Tholib k.w.: "Siapa saja yang duduk membaca Al-Qur an, niscaya dia akan berdiri darinya dengan tambahan atau kekurangan, yaitu bertambah dalam mendapatkan petunjuk, atau berkurang dalam kesesatan."

"Mintalah dari Alloh SWT segala kebaikan dengan mengikuti Al-Qur an. Mendekatlah kepada Alloh SWT dengan mencintai Al-Qur an. Janganlah memperalatnya demi mendapatkan sesuatu dari hamba-hamba Alloh dengannya. Tiada sesuatu sebaik Al-Qur an yang dapat dibawa seseorang ketika menghadapkan diri kepada Tuhan-nya."

Wallohu a'lam.



Sumber:
Artikel: http://www.aura-ilmu.com
Kaligrafi: http://freeislamiccalligraphy.com


Rabu, 26 Februari 2014

Bercanda Dalam Islam





Hidup terasa hambar dan datar tanpa humor dan canda bagaikan masakan tanpa garam. Namun hanya dalam kadar kuantitas, kualitas dan penyajian tertentu akan menjadi penyedap kehidupan. Suatu kali Imam Al Ghazali melontarkan 6 pertanyaan kepada murid-muridnya yang hadir dalam majelis ta'limnya. Salah satunya adalah: "Benda apa yang paling tajam di dunia ini?" Beragam jawaban muncul dari murid-murid beliau. Pisau, silet, sampai pedang. Imam Al Ghazali menanggapi jawaban murid-muridnya tersebut. "Betul, semua benda yang kalian sebutkan itu tajam. Tapi ada yang lebih tajam dari itu semua. Yaitu LIDAH".

Meskipun lidah tidak bertulang, namun memang lidah bisa lebih tajam dari apapun, karena dia bisa 'merobek' hati. Bahkan kadang lidah bisa membuat lubang menganga di hati lawan bicara yang mungkin perlu waktu lama untuk mengembalikannya ke kondisi semula.

Dalam keseharian, kewajiban menjaga lidah ini tidak saja harus kita laksanakan baik di kala sedang bicara serius ataupun di kala bercanda. Point terakhir ini seringkali membuat kita tidak sadar telah melukai hati teman kita. Kata-kata yang kita maksudkan sebagai candaan, seringkali menusuk hati teman kita, bisa karena bercanda yang keterlaluan, bercanda di saat yang tidak tepat, dan sebagainya. Karena di saat bercanda, seringkali kita tidak memperhatikan bagaimana mood teman kita itu yang sebenarnya.

Memang bercanda kadang diperlukan untuk memecahkan kebekuan suasana sebagaimana yang dikatakan Said bin Al-'Ash kepada anaknya. "Kurang bercanda dapat membuat orang yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu." Namun canda juga bisa berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batas dan keluar dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Canda yang berlebihan juga dapat mematikan hati, mengurangi wibawa, dan dapat menimbulkan rasa dengki.

Allah Swt. berfirman, Artinya: "Dan sesungguhnya Dia-lah yang membuat orang tertawa dan menangis." (QS An-Najm: 43).

Menurut Ibnu 'Abbas, berdasarkan ayat ini, canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah Saw. pun sesekali juga bercanda, tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah berkata kecuali yang benar. Imam Ibnu Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah menciptakan dalam diri manusia tertawa dan menangis. Karena itu silakanlah Anda tertawa dan menangis, namun tawa dan tangis kita harus sesuai dengan aturan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw.

Mungkin sebagian orang merasa aneh dengan pernyataan tersebut dan mencoba mengingkarinya, seperti yang pernah terjadi pada seseorang yang mendatangi Sufyan bin 'Uyainah Rahimahullah. Orang itu berkata kepada Sufyan, "Canda adalah suatu keaiban (sesuatu yang harus diingkari)." Mendengar pernyataan itu Sufyan berkata, "Tidak demikian, justru canda sunnah hukumnya bagi orang yang membaguskan candanya dan menempatkan canda sesuai dengan situasi dan kondisi."

Berikut ini adalah kaidah fiqih terkait canda dan humor sebagai panduan agar canda dan humor bernilai dan berdampak positif dan tidak justru berdampak dan bernilai negatif seperti menimbulkan luka hati atau ketersinggungan orang lain.

1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam (tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan. 
Firman Allah: "Dan jika kamu tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?." (QS. at-Taubah:65)

2. Jangan menjadikan kebohongan dan mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti April Mop di masa sekarang ini. 
Sabda Rasulullah saw: "Celakalah bagi orang yang berkata dengan berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celaka dia, celaka dia." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim)

3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan dan merendahkan orang lain, kecuali yang bersangkutan mengizinkannya. 
Firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman.." (QS. al-Hujurat:11) 

"Cukuplah keburukan bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim." (HR. Muslim)

4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan dan ketakutan terhadap orang muslim. 
Sabda Nabi saw: "Tidak halal bagi seseorang menakut-nakuti sesama muslim lainnya." (HR. ath-thabrani) 

"Janganlah salah seorang di antara kamu mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud bermain-main maupun bersungguh-sungguh." (HR. Tirmidzi)

5. Jangan bergurau untuk urusan yang serius dan jangan tertawa dalam urusan yang seharusnya menangis. 
Tiap-tiap sesuatu ada tempatnya, tiap-tiap kondisi ada (cara dan macam) perkataannya sendiri. Allah mencela orang-orang musyrik yang tertawa ketika mendengarkan al-Qur’an padahal seharusnya mereka menangis, lalu firman-Nya: "Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkannya." (QS. an-Najm:59-61). 

Hendaklah gurauan itu dalam batas-batas yang diterima akal, sederhana dan seimbang, dapat diterima oleh fitrah yang sehat, diridhai akal yang lurus dan cocok dengan tata kehidupan masyarakat yang positif dan kreatif.

6. Islam tidak menyukai sifat berlebihan dan keterlaluan dalam segala hal, meskipun dalam urusan ibadah sekalipun. 
Dalam hal hiburan ini Rasulullah memberikan batasan dalam sabdanya: "Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati." (HR. Tirmidzi). 

"Berilah humor dalam perkataan dengan ukuran seperti Anda memberi garam dalam makanan." (Ali ra.). 

"Sederhanalah engkau dalam bergurau, karena berlebihan dalam bergurau itu dapat menghilangkan harga diri dan menyebabkan orang-orang bodoh berani kepadamu, tetapi meninggalkan bergurau akan menjadikan kakunya persahabatan dan sepinya pergaulan." (Sa’id bin Ash).

Humor dan Canda Rasulullah SAW
Beberapa riwayat humor dan canda Rasulullah saw. berikut semoga dapat menjadi inspirasi humor yang sehat, cerdas, positif dan menyegarkan.

Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata: "Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana." Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. "Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?" Rasulullah menjawab, 'Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta." Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih).

Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: "Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?" Rasulullah menjawab: "Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua." Perempuan itu menangis mengingat nasibnya Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi'ah ayat 35-37: "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya." (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan).

Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, "Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya." Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: "Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!" Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: "Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??" Zahir: "Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka." Rasulullah: "Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?" Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra).

Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dan diletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah saw. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinya sangat lapar dengan adanya kulit kurma yang lebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera 'membalas' Ali ra dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? (antara Rasulullah saw dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa. (HR. Bukhori, dhoif).

Aisyah RA berkata, "Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, "Silakan kalian berjalan duluan!" Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, "Marilah kita berlomba." Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan: "Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu." Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. "Silakan kalian berjalan duluan." Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, "Marilah kita berlomba." Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, "Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?" Beliau berkata, "Marilah kita mulai." Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, "Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu." (HR Ahmad dan Abi Dawud)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada 'Asiyah, "Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku." Aisyah bertanya, "Dari mana engkau mengetahuinya?" Beliau menjawab, "Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu "Tidak demi Tuhan, Muhammad", akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, "Tidak demi Tuhan, Ibrahim!" Aisyah pun menjawab, "Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja." (HR Bukhari dan Muslim).

Wallahu’alam Bisshawab. Wabillahit Taufiq Wal Hidayah.



Sumber:
http://www.dakwatuna.com


Jumat, 14 Februari 2014

Keutamaan Hari JUMAT





Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman.

Wahai kaum muslimin... Allah SWT telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
"Allah telah memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk menjadikan hari Jum'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh makhluk." (HR. Muslim)
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya. 

Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. 62:9)
Maksudnya, pergilah untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan penuh ketenangan, konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang. Al-Hasan Al-Bashri berkata: Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat, karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir : 4/385-386)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: "Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan." (Zadul Ma'ad: 1/398).

KEUTAMAAN HARI JUM'AT

1. Hari Terbaik
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabada: 
"Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at.

2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a
Abu Hurairah berkata Rasulullah bersabda: 
"Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu. (H. Muttafaqun Alaih)
Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi." (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390)

3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya
Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya." Hadits dari Ka'ab menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya." (Mauquf Shahih)

4. Hari tatkala Allah menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga
Sahabat Anas bin Malik dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya." (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at."

5. Hari besar yang berulang setiap pekan
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah bersabda:
"Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi ummat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum'at hendaklah mandi terlebih dahulu ......" (HR. Ibnu Majah)

6. Hari dihapuskannya dosa-dosa
Salman Al Farisi berkata bahwa Rasulullah  bersabda: 
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum'at." (HR. Bukhari)

7. Orang yang berjalan untuk shalat Jum'at akan mendapat pahala untuk tiap langkahnya, setara dengan pahala ibadah satu tahun shalat dan puasa.
Aus bin Aus berkata, Rasulullah bersabda: 
"Siapa yang mandi pada hari Jum'at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shaf terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan mendapat pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah." (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Huzaimah)

8. Wafat pada malam hari Jum'at atau siangnya adalah tanda khusnul khatimah, yaitu dibebaskan dari fitnah (azab) kubur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Amru, bahwa Rasulullah bersabda:
"Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum'at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur." (HR. Ahmad dan Tirmizi, dinilai shahih oleh Al-Bani)



Sumber:
http://www.mencintaisederhana.com


Label

Lifestyle (267) Life (230) Info (221) Kesehatan (130) Tips (126) Islam (118) animal (105) hewan (102) Wanita (81) hewan kucing (77) kucing (76) Kepribadian (62) foto (61) Personality (58) Fakta (57) Love & Life (45) Sifat (35) Manfaat (33) Cat (32) Hiburan (32) Pria (30) Misteri (28) Lucu (27) Food (24) Beauty (23) Konspirasi (20) Cerita (19) News (19) Parenting (19) Relationship (18) Kisah (17) Cinta (16) photograph (15) Hantu (14) Jin (13) Kecantikan (13) Wisata (13) Coffee (11) Mitos (10) Film (9) Ramadan (9) Tempat liburan (9) Hobby (8) anjing (8) Puasa (7) Ilustrasi (6) Ngakak (6) Palestina (6) Seram (6) Olahraga (5) Phobia (4) Zodiak (4) Pernikahan (3) Buku (2) Cerpen (2) Liburan (2) Smartphone (2) Anime (1) DIY (1) Happy (1) Hutan (1) Meme (1) Rahasia (1) Sains (1) Sukses (1) Unik (1)