Tersebutlah ada seorang ulama yang bernama Ahmad bin Nazzar. Kunyah/Abu beliau dari Abu Maisarah, Al-Qoiruwani. Salah seorang ulama bermadzhab Maliki. Beliau dikenal sebagai Faqihul Maghrib (ahli fikih daerah Maroko). Sosok yang dikenal karena doanya mustajab. Seorang ulama yang seimbang antara ilmu dan amal. Hampir setiap malam beliau mengkhatamkan Al-Quran dalam shalat tahajud di masjidnya.
Beliau pernah diminta oleh Gubernur Al-Manshur bin Ismail untuk menjabat sebagai qadhi untuk daerah Qoiruwan, namun beliau tidak bersedia menerimanya. Beliau wafat di tahun 338 H.
Ada satu kejadian menarik tentang beliau. Di sela beliau sedang tahajud, tiba-tiba muncul cahaya sangat terang dari tembok masjid. Cahaya itu mengatakan dengan lantang:
Beliau pernah diminta oleh Gubernur Al-Manshur bin Ismail untuk menjabat sebagai qadhi untuk daerah Qoiruwan, namun beliau tidak bersedia menerimanya. Beliau wafat di tahun 338 H.
Ada satu kejadian menarik tentang beliau. Di sela beliau sedang tahajud, tiba-tiba muncul cahaya sangat terang dari tembok masjid. Cahaya itu mengatakan dengan lantang:
تملا من وجهي، فأنا ربك
"Engkau telah memenuhi wajahku, akulah tuhanmu."
Apa yang bisa kita bayangkan ketika kita mengalami kejadian semacam ini? Ya, kita sepakat akan merasa sangat bangga. Kita akan merasa telah mencapai puncak beribadah. "Allah telah menampakkan dirinya, berarti saya sudah mencapai derajat hakekat." pikir kita. Atau kita akan meminta banyak hal, mumpung ketemu langsung dengan Allah, "Ya Allah, berikan aku banyak harta, rumah mewah, mobil mewah." "Ya Allah, aku minta karamah, agar bisa menolong hamba-Mu yang sakit." "Ya, Allah jadikan dia pasangan hidupku." "Ya Allah, luaskan rizkiku, mudahkan urusanku, mudahkan aku tuk meraih cita-citaku." Dan seabreg permintaan lainnya, yang menunjukkan betapa tamaknya kita dengan dunia.
Hampir bisa dipastikan, orang yang mengalami kejadian semacam ini, esok harinya akan segera membuka praktek pengobatan alternatif, suwuk. Karena merasa punya karamah.
Tapi tidak demikian yang dilakukan sang imam. Ulama yang mulia ini memahami hal yang berbeda. Dia mendapat petunjuk dari Allah SWT melalui ilmu agama yang beliau pahami. Apa yang beliau lakukan?
Ternyata Imam Ahmad bin Nazzar ini meludahi cahaya yang menampakkan wajah ini, dan mengatakan:
اذهب يا ملعون
"Pergilah wahai makhluk terlaknat."
Tiba-tiba cahaya itu padam.
Beliau memahami itu adalah tipuan setan agar orang menjadi ujub dalam beribadah, selanjutnya dia mengaku telah mencapai puncak nirwana ibadah, derajat makrifat atau hakekat, lalu kemudian dia meninggalkan ibadah sama sekali.
(Siyar A’lam Nubala: 15/396)
Tiba-tiba cahaya itu padam.
Beliau memahami itu adalah tipuan setan agar orang menjadi ujub dalam beribadah, selanjutnya dia mengaku telah mencapai puncak nirwana ibadah, derajat makrifat atau hakekat, lalu kemudian dia meninggalkan ibadah sama sekali.
(Siyar A’lam Nubala: 15/396)
Sumber: http://kisahmuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar