expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 28 Mei 2020

Kisah Kucing dalam Peradaban Islam


Foto: hagiasophiacat.tumblr.com



Kucing, memiliki kisah dalam lintasan sejarah. Pun, dalam perkembangan peradaban manusia. Ada saat kucing menjadi sesembahan.

Namun sebaliknya, binatang ini pun dianggap sebagai iblis. Pada sebuah masa di Eropa, kucing bersama perempuan dianggap sebagai mitra iblis.

Sebagai contoh, selama terjadi sebuah wabah yang dinamakan 'Black Death', banyak kucing yang kehilangan nyawa akibat pembantaian. Namun, ternyata pembunuhan terhadap kucing secara besar-besaran itu tak membuat keadaan lebih baik.

Di sisi lain, ada sekelumit kisah kucing yang terlupakan, terutama di tengah perkembangan peradaban Islam. Jika menilik masa Nabi Muhammad bersama para sahabatnya, secara umum mereka telah memberi teladan untuk memberi kasih sayang pada binatang, termasuk pada kucing.

Bahkan, di dunia Islam, muncul pula julukan Abu Hurairah atau Bapak Kucing. Dia adalah sahabat Nabi Muhammad. Ia mendapat julukan itu dari Nabi Muhammad karena memelihara seekor kucing jantan kecil, yang dalam bahasa Arab disebut hurayrah.

Pada bagian introduksi buku Lorraine Chittock yang bejudul Cats of Cairo, mendiang Annemarie Schimmel, cendekiawan asal Jerman, menuliskan tentang kisah kucing ini.

Menurut Schimmel, saat orientalis asal Inggris, EW Lane, tinggal di Kairo pada 1830-an, ia sangat kagum melihat pemandangan setiap sore yang ada di taman gedung pengadilan tinggi di sana. Banyak sekali kucing yang berkumpul di taman tersebut.

Orang-orang membawa keranjang sarat makanan untuk kucing-kucing yang bercengkerama pada sore hari itu. Lane, ungkap Schimmel, kemudian memperoleh informasi bahwa pemandangan itu terkait dengan tradisi pemenuhan kewajiban para hakim yang dimulai sejak abad ke-13.

Saat itu, berada pada masa pemerintahan Sultan al-Zahir Baybars dari Dinasti Mamluk. Dia yang dikenal sebagai penyayang kucing, telah menitahkan pembuatan tempat yang disebut taman kucing. Di tempat ini, kucing bisa mendapatkan segala yang mereka butuhkan dan sukai.

Tradisi untuk memberi makan kucing terus berlanjut. Orang-orang yang mengunjungi kota-kota di dunia Islam, akan menemukan kucing yang mungkin tak terhitung jumlahnya. Kucing banyak berkeliaran secara bebas, di jalan-jalan di Kairo, Istanbul, Kairouan, dan Damaskus.

Di kota lain yang ada dalam kekuasan Islam juga terlihat pemandangan yang sama. Kucing, sering pula ditemukan berkeliaran di masjid. Mereka diperlakukan dengan baik dan disambut dengan senang hati. Bukan hanya karena alasan fungsional, untuk mengusir tikus.





Sumber:
https://republika.co.id/

3 Dzikir Singkat yang Pahalanya Berlipat


Foto: muslimvillage.com



Sadar atau tidak, kadang kita suka terlena dengan kesibukan kita sendiri-sendiri. Pekerjaan kantor, berkumpul dengan teman-teman, maupun hal-hal yang ada di tangan kita, gadget misalnya. Hal itu terjadi berulang-ulang hingga menjadi kebiasaan. 

Padahal di sisi lain, hati kita pasti pernah berteriak, "Aku tidak bisa terus seperti ini!" atau mungkin "kenapa aku hanya begini-begini saja." atau bahkan "Apa bekalku untuk kehidupan  di akhirat nanti?" 

Tapi ingin memulai sesuatu yang mendatangkan pahala itu rasanya berat sekali. Baik karena amalan yang panjang, karena keterbatasan ilmu agama, atau karena diri kita sendiri yang malas dalam mencari tahu.

Nah, maka dari itu ayo kita cari sebentar, ada dzikir singkat yang pahalanya berlipat ganda dan luar biasa.

Pertama, Istighfar
Setiap manusia pasti tak pernah luput dari kesalahan, baik yang kecil, maupun yang besar. Ibarat baju yang kotor, istighfar adalah media untuk membersihkan nodanya. Karena itu, istighfar ini sangatlah penting untuk dibaca sebanyak mungkin.

Firman Allah Ta’ala yang artinya:

“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (Nuh: 10-12)

Dari ayat di atas tentu dapat dipahami bahwa selain sebagai ucapan memohon pengampunan dosa kepada Allah SWT, keutamaan istighfar juga adalah Allah akan menurunkan hujan dan memperbanyak rezeki.

Dalam kehidupan yang serba ruwet seperti ini, baik karena urusan pekerjaan, urusan rumah tangga, maupun urusan bermasyarakat tentunya kita tak ingin timbul hal-hal yang lebih mengganggu, istighfar menjadi amalan yang cocok dilakukan. Karena berkaca dari umat terdahulu, umat Nabi Yunus misalnya. Saat itu azab hampir saja akan diturunkan, tetapi karena Nabi Yunus pergi, dan umatnya memohon ampun kepada Allah SWT maka dibatalkanlah azab tersebut.

Lafadz istighfar yang bisa digunakan adalah "Astaghfirullah al adzim" (Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung) atau "Astaghfirullah wa atubu ilaih" (Aku memohon ampun kepada Allah dan aku bertobat kepadanya).

Kedua, Shalawat
“Setiap doa tertutup hingga ia bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” (H.R ad-Dailami)

Bacaan shalawat pendek yang bisa digunakan adalah, "Allahumma sholli ‘ala Muhammad" atau "Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad"

Selain dalam doa, ada beberapa keutamaan lain membaca shalawat, seperti mendapatkan kebaikan dan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di akhirat kelak. Inshaallah.

Ketiga, Laa ilaha illallah
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas neraka, bagi orang yang mengucapkan "Laa ilaha illallah" (tidak ada sesembahan selain Allah) dengan mengharap Ridha Allah.”

Jadi, kalimat "Laa ilaha illallah" (tidak ada sesembahan selain Allah) sungguh memiliki pahala yang sangat besar, karena dapat mencegah kita masuk ke dalam neraka. Kalimat tersebut jugalah yang dapat mengubah status seorang hamba yang sebelumnya non-muslim menjadi seorang muslim.



Secara ringkas, dengan mengamalkan ketiga amal tersebut berarti kita telah mengakui bahwa kita ini tidak luput dari kesalahan. Yuk, mulai mengamalkan ketiga dzikir tersebut setiap hari. Dengan jumlah dzikir yang bisa diamalkan secara istiqamah, baik 100 maupun lebih dalam sehari. Karena amal yang baik adalah amal yang dilakukan secara terus-menerus atau istiqamah, seperti disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah:

“Sesungguhnya sebaik-baik amal adalah yang continue/istiqamah meskipun ia sedikit.”

Semoga kita dapat terus istiqamah dalam menjalankan amal-amal kita dan semoga amal-amal kita tersebut diterima oleh Allah Ta’ala. Aamiin Ya Rabbal’alamin. (AN)



Wallahu a’lam bishawab.





Sumber:
https://islami.co/

Ketahui Manfaat Sebenarnya Dari Susu Kedelai yang Katanya Bisa Menaikkan Berat Badan





Gantilah susu sapi dengan susu kedelai untuk menurunkan berat badan. 

Eits, tunggu dulu! Faktanya, banyak orang semakin gemuk saat mengonsumsi susu kedelai. Dr. Marcus Stephen, CEO dari British Obesity Society mengatakan jika kandungan protein dalam kedelai justru berfungsi untuk menggemukkan. Bahkan, saat ini Center of Disease Amerika Serikat sedang mengadakan penelitian mengapa kasus obesitas di Amerika Serikat meningkat—dan salah satunya diduga disebabkan oleh produk kedelai. 

Selain kandungan proteinnya, susu kedelai bisa menyebabkan naiknya berat badan Anda karena kandungannya yang mirip dengan hormon esterogen. Menurut Sylvie Tremblay, MSc., peneliti asal Kanada, kandungan kimia yang mirip dengan esterogen tersebut dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, nafsu makan bertambah—mirip dengan kondisi PMS, premenstrusi syndrome. 

Namun, tak perlu khawatir bagi Anda yang sedang menjalani program diet dengan menggunakan susu kedelai. Hasil penelitian dari Judith Lukaszuk, peneliti dari Nothern Illinois University,  menunjukkan jika susu kedelai memiliki fungsi yang mirip dengan skimmed milk—di mana bagus untuk program diet Anda. Lalu mengapa ada perbedaan fungsi dari hasil penelitian? Letaknya adalah pemilihan susu kedelai serta waktu mengonsumsinya. 

Kandungan Protein Pada Susu Kedelai 
Tingginya kandungan protein dalam susu kedelai mampu membuat Anda kenyang lebih lama. Jadi, konsumsi susu kedelai yang paling baik bagi Anda yang sedang diet adalah 30–60 menit sebelum makan. Dengan waktu yang tepat, Anda akan merasa kenyang sehingga malas untuk makan. Selain itu, susu kedelai yang kaya akan protein juga dapat membantu Anda membentuk otot jika dilakukan bersama dengan olahraga. 

Senyawa Kimia Yang Mirip Hormon 
Esterogen Bagi Anda yang pernah mengalami tumor atau kanker payudara, sebaiknya menghindari konsumsi susu kedelai. Senyawa kimia yang mirip esterogen ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh Anda. Bagi Anda yang tidak memiliki isu penyakit tersebut, jangan terlalu sering untuk mengonsumsi susu kedelai. Menurut Judith Luszak, Anda disarankan untuk mengonsumsi 720 mL susu kedelai perhari. 

Kulit Ari Kedelai 
Konsumsilah kedelai yang sudah dibuang kulit arinya. Kulit ari pada susu kedelai bisa menyebabkan resiko keracunan. Namun, bukan berarti Anda juga aman dari resiko kedelai jika mengonsumsi produk di pasaran. Beberapa produk sudah mengalami rekayasa genetik yang menyebabkan rusaknya hormon serta memperbesar resiko kanker. 

Kaya Akan Kalsium dan Zat Besi 
Saat diet, banyak orang yang justru mengalami kekurangan kalsium dan zat besi akibat kurangnya nutrisi yang mereka konsumsi. Dengan mengonsumsi susu kedelai, kalsium dan zat besi tetap terpenuhi. Kandungan kedua zat ini dalam susu kedelai lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga Anda tidak akan mengalami resiko penyakit tulang meski menjalani diet ketat. 

Karbohidrat, Lemak, dan Vitamin 
Menurut dr. Phaidon L Toruan, MM., susu kedelai mengandung karbohidrat dan lemak untuk menambah energi seseorang yang menjalani program diet. Dengan banyaknya nutrisi di dalam susu kedelai, Anda tidak perlu khawatir untuk mengalami mal nutrisi. “Inti dari diet adalah mengatur pola makan. Banyak orang yang mengesampingkan nilai gizi saat menjalani program diet. Padahal, nutrisi tetap penting selama diet agar tidak terkena resiko jangka panjang. Kedelai yang baik dapat membantu Anda memenuhi nutrisi tersebut,” kata dr. Phaidon L Toruan, MM.





Sumber:
Glitzmedia.co 
(Penulis: Saskia Damanik)

Senin, 25 Mei 2020

Kucing-kucing yang Mengikuti Aturan Social Distancing. Lebih Tertib Dari Manusia!



























































Foto:
Berbagai Sumber

Ketahui Jenis Phobia, Penyebab Rasa Takut yang Berlebihan dan Cara Mengatasinya




Fobia adalah reaksi takut berlebihan yang alasannya sering tidak rasional. Pengidap fobia biasanya mengalami rasa takut atau panik ketika berada pada tempat, situasi, atau objek yang ditakuti. Namun, perlu diketahui bahwa fobia berbeda dengan rasa takut dan gangguan kecemasan pada umumnya.

Pengidap fobia sering menyadari bahwa ketakutannya tidak rasional, tetapi mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Ketakutan semacam itu dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi. Faktor genetik dan lingkungan juga dapat menyebabkan fobia. Peristiwa mengerikan seperti hampir tenggelam, jatuh dari ketinggian, dan digigit hewan dapat memicu terjadinya fobia.



Apa Saja Jenis-Jenis Fobia?
Ada lebih dari 100 jenis fobia, tetapi secara umum dibagi menjadi tiga golongan. Apa saja?

Agorafobia
Agoraphobia adalah ketakutan akan tempat atau situasi yang tidak dapat dihindari. Pengidap agoraphobia biasanya takut berada di tengah kerumunan atau terjebak di luar rumah, sehingga pengidapnya menghindari situasi sosial dan memilih tetap berada di dalam rumah.

Fobia Sosial
Fobia sosial disebut juga gangguan kecemasan sosial. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena seringkali membuat pengidapnya mengisolasi diri. Pada kasus yang parah, pengidap fobia sosial merasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain bahkan dalam bentuk sederhana sekali pun, seperti memesan di restoran atau menjawab telepon.

Fobia Spesifik
Berikut beberapa jenis fobia spesifik yang paling umum:

Glossophobia, dikenal sebagai kecemasan kinerja atau takut berbicara di depan orang. Perawatan glossophobia dapat mencakup terapi atau pengobatan.
Acrophobia, rasa takut terhadap ketinggian. Pengidap fobia ini umumnya menghindari gunung, jembatan, atau lantai bangunan yang tinggi. Gejalanya meliputi vertigo, pusing, berkeringat, dan ingin pingsan saat berada di ketinggian.
Claustrophobia, rasa takut terhadap ruang tertutup atau sempit. Claustrophobia yang parah bisa sangat mengganggu kehidupan pengidapnya. Biasanya pengidap fobia ini menghindari naik mobil atau lift.
Aviophobia, dikenal sebagai rasa takut terbang.
Dentophobia, rasa takut terhadap dokter gigi. Fobia ini muncul akibat pengalaman tidak menyenangkan saat berhadapan dengan dokter gigi.
Hemophobia, fobia darah atau cedera. Pengidap hemophobia mungkin pingsan ketika melihat darah diri sendiri atau orang lain.
Arachnophobia, fobia terhadap laba-laba.
Cynophobia, fobia terhadap anjing.
Ophidiophobia, fobia terhadap ular.
Nyctophobia, fobia terhadap situasi kegelapan.



Apa Saja Tanda dan Gejala Fobia?
Seseorang berisiko lebih besar mengidap fobia jika ada riwayat orangtua dengan gangguan kecemasan. Faktor risiko lainnya adalah usia, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Gejala fobia yang paling umum adalah serangan panik, kemudian berkembang menjadi gejala berikut ini:
  • Jantung berdebar atau berdetak kencang.
  • Sesak napas.
  • Sulit berbicara.
  • Mulut kering.
  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Badan gemetar.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Muncul sensasi tersedak.
  • Pusing.
  • Berkeringat.



Berikut cara mengatasi fobia:

1. Mengenal Fobia
Fobia dan rasa takut berbeda. Karena itu, kamu perlu membedakan apakah rasa takutmu pada objek tertentu adalah ketakutan biasa atau termasuk fobia. Misalkan, rasa takut yang muncul saat melihat anjing yang menggonggong adalah wajar. Namun, jika hanya melihat gambar anjing saja membuat kamu ketakutan, maka hal itu bisa disebut dengan fobia. Dengan mengenali fobia, maka kamu bisa mencari cara untuk membantu mengurangi rasa takut yang muncul saat menghadapi fobia tersebut. 

2. Hadapi Fobia dengan Perlahan
Meskipun sulit, menghadapi fobia adalah salah satu cara untuk mengatasinya. Semakin lama kamu mengekspos diri pada hal yang membuat kamu takut, maka semakin kamu akan terbiasa menghadapinya. Hal ini juga akan menurunkan rasa cemas yang muncul saat kamu menghadap fobia tersebut di kemudian hari. Mulailah dengan paparan sederhana yang bisa kamu hadapi, lalu perlahan ke paparan yang semakin sulit. Misalkan, jika kamu fobia rambutan, kamu bisa memulainya dengan melihat foto rambutan. Setelah terbiasa, kamu bisa melatih diri untuk memegang benda yang memiliki tekstur, bentuk, atau ukuran yang sama dengan rambutan. Atau, kamu bisa melakukan latihan sederhana lain yang kamu pilih untuk menurunkan rasa cemas kamu saat menghadapi fobia.

3. Belajar Relaksasi
Rasa takut yang muncul tidak jarang membuat jantung berdebar, serta napas menjadi cepat dan pendek. Karena itu, kamu bisa belajar teknik relaksasi untuk menenangkan diri dari rasa takut. Dengan belajar teknik relaksasi, kamu akan bisa menenangkan diri dengan cepat sehingga bisa menoleransi sensasi tidak nyaman saat menghadapi fobia. Kamu bisa berlatih teknik relaksasi ini dua kali sehari, setidaknya selama 5 menit. Jika sudah terbiasa, maka kamu bisa menerapkannya saat menghadapi fobia.  

Teknik relaksasi yang bisa kamu lakukan adalah:

Duduk atau berdiri dengan punggung lurus. Letakkan satu tangan di dada dan yang lainnya di perut.
Ambil napas perlahan melalui hidung dan hitung sampai hitungan ke empat.
Tahan napas sampai hitungan ke tujuh, lalu buang napas melalui mulut saat hitungan ke delapan. Hembuskan napas semaksimal yang kamu bisa.
Tarik napas lagi, lalu ulangi teknik ini sampai kamu merasa rileks.

4. Menantang Rasa Takut
Orang yang memiliki fobia cenderung melebih-lebihkan rasa takut, seolah apa yang ia hadapi akan membahayakan dirinya. Karena itu, kamu perlu menantang rasa takutmu dengan mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif. Misalnya, ubah pikiran negatif “anjing itu akan mengigitku”, dengan pikiran positif “anjing itu tidak akan menggigitku, dia terikat di pagar dan aku akan baik-baik saja”. Hal ini akan membantu mengurangi rasa cemas saat menghadapi fobia.





Sumber:
https://www.halodoc.com/

Ini Kata Rasulullah Tentang Mengomentari Makanan

Foto: Shutterstock





Salah satu diantara cara Allah untuk meyakinkan umat manusia tentang kebenaran para nabi yang Dia utus, Allah berikan bekal kepada mereka berupa mukjizat.

Sebelum Allah memerintahkan Musa untuk menghadapi Fir’aun, Allah bekali beliau dengan mukjizat. Ketika Allah berbicara dengan Musa di bukit Tursina, Allah tunjukkan kepada Musa berbagai mukjizat yang dia miliki, mulai dari tongkat yang berubah menjadi ular, tangan yang bisa mengeluarkan cahaya putih, dst.

Kemudian Allah berfirman,

فِي تِسْعِ آَيَاتٍ إِلَى فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ

“(dua mukjizat ini) termasuk sembilan mukjizat yang akan ditunjukkan kepada Fir’aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.” (QS. an-Naml: 12).

Demikian pula Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah memberi bekal kepada beliau berbagai macam mukjizat untuk membuktikan kebenaran beliau. Diantaranya, al-Quran yang bisa meluluhkan hati orang musyrik yang mendengarnya, peristiwa Isra’ Mi’raj, terbelahnya bulan, keluarnya air dari jari-jari beliau, terdengarnya suara tasbih dari makanan, batu memberi salam kepada beliau, terdengarnya suara rintihan batang kurma yang merindukan beliau, termasuk kebenaran berita masa depan yang beliau sampaikan.

Para ulama membukukannya dalam kitab Dalail an-Nubuwah.

Salah satu diantara mukjizat beliau adalah keindahan akhlak beliau. Ketinggian budi pekerti dan akhlak beliau, yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan manusia biasa, selain orang yang derajat taqwanya sangat tinggi.

Seperti diantaranya, tidak mencela dan mengomentari makanan.

Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan,

مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطٌّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِلاَّ تَرَكَهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau selera maka beliau memakannya, dan jika tidak selera maka beliau tinggalkan.” (HR. Ahmad 9755, Bukhari 3563 dan Muslim 5504).

Jangan anda berfikir, mencela makanan hanya terkait penilaian enak, tidak enak, menjijikkan atau komentar miring lainnya. Ternyata lebih dari itu. Sebatas menyebut asin, kurang asin, kemanisan, kecut, … yang itu umum dilakukan di masyarakat kita, ternyata masuk dalam cakuan hadis di atas.

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan hadis ini,

هَذَا مِنْ آدَابِ الطَّعَامِ الْمُتَأَكِّدَةِ وَعَيْبُ الطَعَامِ كَقَوْلِهِ : مَالِحٌ، قَلِيْلُ الْمِلْحِ، حَامِضٌ، رَقِيْقٌ، غَلِيْظٌ، غَيْرُ نَاضِجٍ، وَنَحْوُ ذَلِكَ

“Hal ini (tidak mencela makanan) termasuk adab makan yang ditekankan. Dan mencela makanan yaitu seperti ia berkata, “Ini keasinan”, “Kurang asin”, “Kecut”, “Terlalu lembut”, “Masih kasar”, “Belum masak”, dan yang semisalnya.” (al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim, 14/26).

Yang lebih mengherankan, sampaipun dalam kondisi yang secara normal umumnya manusia mengomentari makanan, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap istiqamah tidak mengomentarinya.

Kita bisa lihat untuk kejadian beliau disuguhi daging dhab.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mendapat informasi dari Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu,

أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى مَيْمُونَةَ وَهِيَ خَالَتُهُ وَخَالَةُ ابْنِ عَبَّاسٍ فَوَجَدَ عِنْدَهَا ضَبًّا مَحْنُوذًا فَقَدَّمَتِ الضَّبَّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ عَنِ الضَّبِّ فَقَالَ خَالِدٌ: أَحْرَامٌ الضَّبُّ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لَا وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي فَأَجِدُنِي أَعَافُهُ» قَالَ خَالِدٌ: فَاجْتَرَرْتُهُ فَأَكَلْتُهُ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ إِلَيّ

Bahwasanya Khalid pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui Maimunah (istri Nabi) dan Maimunah adalah bibiknya Kholid dan juga bibiknya Ibnu Abbas.

Ketika itu, di rumah Maimunah ada daging dhob (kadal gurun) yang dipanggang. Lalu Dhob itupun dihidangkan kepada Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mau menyentuh Dhab.

Kholid bertanya, “Apakah dhob itu haram, ya Rasulullah?’.

Kita simak jawaban Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَا وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِي فَأَجِدُنِي أَعَافُهُ

“Tidak, namun dhob ini tidak ada di kampungku, sehingga aku kurang berselera”.

Kata Kholid, “Akupun mengambilnya lalu menyantapnya, dan Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam hanya memandangku” (HR. Bukhari 5391)

Mungkin bagi orang biasa, dia bisa menjawab dengan sedikit komentar miring, “Saya jijik..” “Saya eneg..” “Hii… ngerii…” dst… Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukannya.

Untuk bisa sama seperti beliau, memang tidak mungkin. Namun setidaknya, kita bisa jadikan beliau sebagai standar akhlak yang terpuji. Yang untuk bisa sampai pada tingkatan itu, kita butuh belajar.

Semoga Allah membimbing kita untuk bisa lebih mudah mengikuti semua sunah beliau.

Allahu a’lam





Sumber:
https://konsultasisyariah.com/

Jumat, 22 Mei 2020

Benarkah Kucing Meniru Perilaku Pemiliknya ?










Kucing peliharaan ternyata juga memiliki beberapa sifat yang mirip dengan pemiliknya. Penelitian baru yang ditemukan para ilmuwan di Inggris menemukan bahwa kepribadian pemilik berkorelasi dengan perilaku yang ditunjukkan si kucing.

Menurut penelitian itu, hal ini karena kucing menyerap perilaku sehari-hari pemiliknya, termasuk menirukan aspek kepribadian pemiliknya. "Banyak pemilik menganggap hewan peliharaan mereka sebagai anggota keluarga, membentuk ikatan sosial yang dekat dengan mereka," kata peneliti kesejahteraan hewan Lauren Finka dari Universitas Nottingham Trent kepada The Telegraph, Selasa (26/2).

Dia melanjutkan, sangat mungkin hewan peliharaan dapat dipengaruhi oleh cara manusia berinteraksi dan mengelolanya. Kedua faktor ini pada gilirannya dipengaruhi perbedaan kepribadian manusia.

Finka dan timnya melakukan survei terhadap lebih dari 3.000 pemilik kucing. Mereka mengajukan serangkaian pertanyaan yang mengukur mereka pada skala yang dikenal sebagai Big Five Inventory (BFI) dari sifat-sifat kepribadian.

Skala itu yang kemudian menilai kesesuaian, ketelitian hati, tingkat ekstrovert, neurotisme (kemiripan), dan keterbukaan manusia. Mereka menemukan sejumlah korelasi yang tidak hanya meramalkan kesejahteraan umum kucing, tetapi juga kepribadiannya sendiri.

Misalnya, neurotisme pemilik yang lebih tinggi dikaitkan dengan kucing yang disebut memiliki permasalahan perilaku. Hal itu lalu dibuktikan dengan agresi, kecemasan atau ketakutan, atau perilaku yang berkaitan dengan stres, selain kondisi medis atau kelebihan berat badan.

“Kami telah melihat asosiasi semacam itu diperlihatkan dalam penelitian sebelumnya, tetapi bukan itu saja,” kata Finka.

Para peneliti juga menemukan, pemilik kucing yang tingkat ekstrovertnya tinggi cenderung memiliki hewan yang menikmati lebih banyak kebebasan di luar. Walaupun diketahui korelasi bukan merupakan kegiatan sebab-akibat, namun menurut peneliti mungkin hal itu terjadi pada hubungan pemilik kucing. Meskipun, hal itu perlu dibuktikan dengan lebih banyak studi, terlebih apakah perilaku manusia dapat mempengaruhi perilaku dan kesejahteraan kucing mereka.





Sumber:
https://www.republika.co.id/

Rabu, 20 Mei 2020

Ini 7 Cara Membedakan Orang Pintar dengan Orang Sok Pintar










1. Orang pintar itu cenderung diam. Beda dengan orang sok pintar yang justru suka pamer kepintaran.

Seperti ilmu padi yang makin berisi makin merunduk, maka orang yang dasarnya memang pintar akan diam saja. Mereka tidak akan dengan sengaja pamer kepintaran. Berbeda dengan orang yang sok pintar, mereka justru hobi sekali pamer keunggulan di depan orang. Mereka bakal puas ketika diakui kepintarannya, bahkan mereka sangat butuh pengakuan kalau mereka itu pintar.



2. Pintar membuat mereka tidak suka menggurui orang lain. Berbeda sekali dengan orang sok pintar yang gemar menggurui.

Karena memang dasarnya sudah pintar, orang ini tidak suka menggurui orang lain karena mereka merasa masih kurang dan harus terus berbenah diri. Hal ini tentu berbeda dengan orang yang sok pintar. Orang sok pintar justru senang menggurui orang di sekitarnya. Mereka bakal mendapat kepuasaan tersendiri dari hobinya satu ini.



3. Kebanyakan orang pintar itu baru menjawab jika ditanya. Bertolak belakang dengan orang sok pintar yang hobi memberi tahu tanpa ditanya.

Orang pintar itu memang tidak suka pamer keunggulan. Bahkan, mereka ini baru menjawab jika ditanya. Berbeda 180 derajat dengan orang yang sok pintar. Orang sok pintar cenderung ikut campur karena gemar memberi tahu musti begini dan begitu kepada orang lain tanpa ditanya.



4. Orang pintar itu tidak pernah ngotot untuk membuktikan kecerdasannya. Berbeda dengan orang sok pintar yang sering ngotot demi membuktikan kepintarannya.

Orang yang benar-benar pintar cenderung santai, mereka tidak pernah ngotot demi mempertahankan opininya. Bahkan, mereka selalu terbuka dengan kritik dan saran. Hal ini sangat berbeda dengan orang sok pintar yang cenderung ngotot bahkan tidak menerima kritik karena merasa sudah paling benar dan pintar.



5. Orang pintar selalu merasa kurang dan ingin terus belajar. Berbeda haluan dengan mereka yang sok tahu, orang ini sudah merasa paling pintar.

Orang yang pintar itu tidak pernah merasa pintar. Justru mereka itu selalu merasa kurang dan merasa masih harus banyak belajar. Pasalnya mereka percaya bahwa di atas langit masih ada langit. Nah, berbeda sekali dengan orang yang sok pintar, mereka merasa sudah paling di atas dan menganggap orang lain memiliki kepintaran di bawahnya.



6. Mereka yang sudah pintar selalu introspeksi dan siap menerima ilmu baru. Beda sekali dengan orang sok pintar yang tidak perlu pembenahan diri.

Sesungguhnya orang yang pintar itu selalu introspeksi diri. Mereka berusaha menghindari rasa sombong dan siap menyerap ilmu baru dari lingkungan manapun. Hal ini tentu saja berbeda dengan orang yang sok pintar. Mereka yang sok pintar justru sering ngotot (bahwa dia sudah benar) dan tidak akan mau menerima masukan membangun. Ibaratnya, orang ini merasa sudah paling benar dan pintar sendiri di dunia ini.



7. Orang pintar tidak pernah menunjukkan pencapaiannya. Kontras dengan orang sok pintar yang selalu menggaris bawahi prestasinya demi mendapat pengakuan.

Bukti utama orang pintar dan sok pintar itu bisa dilihat dari sini. Orang pintar itu tidak pernah menunjukkan pencapaiannya. Mereka merasa pencapaiannya ini belum seberapa karena masih banyak orang yang jauh lebih hebat dari dirinya. Nah, berbeda dengan orang sok pintar yang gemar sekali menggarisbawahi prestasinya. Pasalnya, mereka sering menggunakan prestasi yang pernah diraihnya sebagai cara untuk mendapat pengakuan dari orang lain. Bisa dikatakan orang sok pintar ini juga haus akan pujian.










Sumber rangkuman:
https://www.idntimes.com/



Label

Lifestyle (267) Life (230) Info (221) Kesehatan (130) Tips (126) Islam (118) animal (105) hewan (102) Wanita (81) hewan kucing (77) kucing (76) Kepribadian (62) foto (61) Personality (58) Fakta (57) Love & Life (45) Sifat (35) Manfaat (33) Cat (32) Hiburan (32) Pria (30) Misteri (28) Lucu (27) Food (24) Beauty (23) Konspirasi (20) Cerita (19) News (19) Parenting (19) Relationship (18) Kisah (17) Cinta (16) photograph (15) Hantu (14) Jin (13) Kecantikan (13) Wisata (13) Coffee (11) Mitos (10) Film (9) Ramadan (9) Tempat liburan (9) Hobby (8) anjing (8) Puasa (7) Ilustrasi (6) Ngakak (6) Palestina (6) Seram (6) Olahraga (5) Phobia (4) Zodiak (4) Pernikahan (3) Buku (2) Cerpen (2) Liburan (2) Smartphone (2) Anime (1) DIY (1) Happy (1) Hutan (1) Meme (1) Rahasia (1) Sains (1) Sukses (1) Unik (1)