expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 17 Juni 2015

Makna Setan Dibelenggu Pada Bulan Ramadan








Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079).

Para ulama berbeda (pendapat) mengenai makna dibelenggunya setan-setan pada bulan Ramadan.

Al-Hafidz Ibnu Hajar berpendapat seraya menukil dari Al-Hulaimy: “Kemungkinan maksudnya adalah para setan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang mereka lakukan  di bulan lainnya, karena kesibukan (manusia beribadah). (Atau) yang dimaksud para setan (yang dibelenggu) adalah sebagian mereka, yaitu dari jenis pembangkang di antara mereka, (atau yang dimaksud) dibelenggu adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi menekan dorongan syahwat, atau dengan bacaan Al-Qur’an dan dzikir.

Yang lainnya (selain Al-Hulaimy) berkata, maksud dibelenggu adalah diikat dengan rantai. Iyadh berkata: Ada kemungkinan maknanya sesuai zahir dan hakekatnya. Yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang para setan mengganggu kaum beriman. Kemungkinan juga (maknanya) sebagai simbol banyaknya pahala dan pengampunan serta berkurangnya gangguan setan, sehingga seakan-akan mereka dibelenggu. Dia berkata, yang menguatkan kemungkinan kedua ini adalah ungkapan dalam riwayat Yunus dari Ibnu Syihab dalam riwayat Muslim, (yaitu ungkapan) 'Pintu-pintu rahmat dibuka'. Dia juga berkata, bahwa  kemungkinan (makna) dibelenggunya setan adalah simbol dilemahkannya (setan) dalam menggoda dan menghias syahwat. Zain bin Munayyir berkata, 'Pendapat pertama (makna dibelenggu secara  zahir) lebih tepat. Lafaz  ini tidak perlu dialihkan dari zahirnya.' (Fathul Bari, 4/114)

Al Qodhi juga berkata, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Lihat Syarh Shahih Muslim, 7: 167) 

Namun kenapa maksiat masih banyak terjadi di bulan Ramadhn walau setan itu diikat?
  • Setan diikat dari orang yang menjalankan puasa yang memperhatikan syarat dan adab saat berpuasa. Adapun yang tidak menjalankan puasa dengan benar, maka setan tidaklah terbelenggu darinya.
  • Seandainya pun kita katakan bahwa setan tidak mengganggu orang yang berpuasa, tetap saja maksiat bisa terjadi dengan sebab lain yaitu dorongan hawa nafsu yang selalu mengajak pada kejelekan, adat kebiasaan dan gangguan dari setan manusia.
  • Bisa juga maksudnya bahwa setan yang diikat adalah umumnya setan dan yang memiliki pasukan sedangkan yang tidak memiliki pasukan tidaklah dibelenggu.
Intinya adalah kejelekan itu berkurang di bulan Ramadan. Ini nyata terjadi dibandingkan dengan bulan lainnya. (Al-Mufhim lima Asykala min Takhlis Kitab Muslim, 3: 136. Dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 221162)

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa pada bulan Ramadan, jiwa lebih condong pada kebaikan dan amalan shalih, yang dengan kebaikan ini sebagai jalan terbukanya pintu surga. Begitu pula kejelekan pun berkurang ketika itu yang akibatnya pintu neraka itu tertutup. Sedangkan setan itu diikat berarti mereka tidaklah mampu melakukan maksiat sebagaimana ketika tidak berpuasa. Namun maksiat masih bisa terjadi karena syahwat. Ketika syahwat itu ditahan, maka setan-setan pun terbelenggu. (Majmu’ah Al-Fatawa, 14: 167).

Karena terbuka lebarnya pintu kebaikan ini, pahala kebaikan akan dilipat gandakan.

Begitulah kemuliaan bulan Ramadan. Orang yang sebelumnya malas ibadah, akan kembali sadar. Yang sudah semangat ibadah akan terus bertambah semangat. Yang lalai akan yang wajib, akan sadar di bulan Ramadan. Yang lalai akan dzikir pun semangat untuk berdzikir. Begitu pula yang malas ke masjid akan rajin ke masjid. Namun tentu saja ibadah terbaik adalah ibadah yang kontinu, bukan hanya musiman,
وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ
“(Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Muslim no. 782)



Sumber: 
http://islamqa.info
http://rumaysho.com
Foto: 
blogs.thenews.com.pk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Lifestyle (267) Life (230) Info (221) Kesehatan (130) Tips (126) Islam (118) animal (105) hewan (102) Wanita (81) hewan kucing (77) kucing (76) Kepribadian (62) foto (61) Personality (58) Fakta (57) Love & Life (45) Sifat (35) Manfaat (33) Cat (32) Hiburan (32) Pria (30) Misteri (28) Lucu (27) Food (24) Beauty (23) Konspirasi (20) Cerita (19) News (19) Parenting (19) Relationship (18) Kisah (17) Cinta (16) photograph (15) Hantu (14) Jin (13) Kecantikan (13) Wisata (13) Coffee (11) Mitos (10) Film (9) Ramadan (9) Tempat liburan (9) Hobby (8) anjing (8) Puasa (7) Ilustrasi (6) Ngakak (6) Palestina (6) Seram (6) Olahraga (5) Phobia (4) Zodiak (4) Pernikahan (3) Buku (2) Cerpen (2) Liburan (2) Smartphone (2) Anime (1) DIY (1) Happy (1) Hutan (1) Meme (1) Rahasia (1) Sains (1) Sukses (1) Unik (1)