Jika di-ghibahi, harusnya kita tenang dan tak perlu marah karena:
1) Dapat pahala tanpa beramal
Kita dapat pahala di hari kiamat dari sang peng-ghibah.
2) Kekurangan membuat kita dibicarakan apalagi kelebihan kita
3) Mengurangi dosa
Jika pahala peng-ghibah habis, maka dosa kita lah yang diberikan kepadanya.
4) Ghibah hanya kata-kata saja, bukan pedang dan bukan pula sebuah pengaruh
Takkan berpengaruh pada baik-buruk kondisi kita, jadi tetaplah beramal dan jadi diri sendiri.
5) Sebenarnya peng-ghibah lebih sengsara, jadi tenang saja
Rasa hasad membuat peng-ghibah menghabiskan waktunya untuk memikirkan kita. Bisa jadi tidurnya tidak nyenyak, dan dada semakin sesak setiap mendengar kesuksesan/kebahagiaan kita.
Berikut hadits mengenai orang yang muflis (bangkrut) di hari kiamat. Banyak beramal, shalat, puasa dan sebagainya, tetapi lisan dan anggota badannya sering mengganggu saudaranya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”
Para sahabat menjawab,
”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata :
“Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).
Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya.
Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”. (HR. Muslim)
Sumber:
https://muslimafiyah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar