expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 13 April 2016

Hati-hati, Minuman Ber-Pemanis Buatan Sebabkan 200.000 Kematian Per Tahun





Para peneliti menggunakan data dari penyelidikan utama tentang penyakit global untuk menghitung angka kematian yang berhubungan dengan konsumsi soda dan minuman berpemanis buatan lainnya.

Mereka menghubungkan minuman berpemanis dengan 133.000 kasus kematian akibat diabetes, 44.000 dari penyakit jantung dan 6.000 dari kanker.

Sebagian besar atau 78 persen dari kasus kematian tersebut lebih sering terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ketimbang di negara-negara maju.

Minuman berpemanis diyakini berkontribusi terhadap masalah kelebihan berat badan yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan beberapa jenis kanker.

Para peneliti mendasarkan penemuan mereka pada informasi yang dikumpulkan sebagai bagian dari studi Global Burden of Diseases tahun 2010.

Dari sembilan wilayah yang disurvei di dunia, Amerika Latin dan Karibia memiliki jumlah kematian tertinggi karena diabetes yang dihubungan dengan konsumsi minuman ringan.


Kawasan Timur Tengah dan Rusia memiliki jumlah kematian terbesar yang disebabkan oleh penyakit jantung.

Sementara itu, Meksiko memiliki tingkat kematian terbesar keseluruhan di dunia. Di Meksiko, terjadi 318 kematian per satu juta orang dewasa setiap tahunnya yang dikaitkan dengan konsumsi minuman berpemanis.

“Karena kami fokus pada kematian yang dipicu penyakit kronis, penelitian kami terpusat pada orang dewasa,” kata pemimpin peneliti, Dr Gitanjali Singh, dari Harvard School of Public Health di Boston, Amerika.



Sejarah Singkat Sakarin (Saccharin)
Pada masa lalu, Sakarin atau zat pemanis buatan ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ahli kimia asal Russia bernama Constantin Fahlberg (1850-1910). Suatu hari pada tahun 1879 setelah bekerja seharian di dalam laboratoriumnya, ia lupa untuk mencuci tangan.

Fahlberg Constantin

Hari itu dia "bermain-main" dengan bahan campuran arang dan tembakau dalam rangka meneliti kegunaannya.

Saat tiba makan malam di rumah, dia menyadari bahwa kue rolls yang dia santap sebagai makan malam berasa lebih manis dan lain dari biasanya.

Ditanyakan kepada istrinya apakah dia memberikan gula ke kuenya, dan dijawab tidak oleh sang istri. Kue-kue rolls tersebut berasa normal seperti biasa bagi lidah istrinya.

Lalu Fahlberg menyadari bahwa rasa manis tersebut berasal dari tangannya, lalu keesokan harinya dia kembali ke laboratoriumnya dan mulai meneliti lebih lanjut sampai akhirnya menemukan Sakarin.

Kini sakarin diklaim dapat membahayakan organ tubuh karena mengandung zat yang dapat memicu dan menyebabkan kanker.

Namun pada kenyataanya bahan kimia ini sudah tersebar di hampir setiap makanan siap saji seantero dunia atau lebih dari 6000 merk makanan dan minuman, bahkan juga dicampur pada gula organik alami.



Bahaya Makanan & Minuman Jajanan Peracun Anak
Nyaris 1 juta dolar AS uang riset digelontorkan, sementara lebih dari 1.900 ekor tikus dilibatkan. European Ramazzini Foundation on Oncology and Enviromental, lembaga riset terkemuka di Italia itu, ingin membuktikan, apakah betul Aspartam sejenis pemanis buatan itu berbahaya bagi kesehatan.

Ramazzini tidak keliru. Bahkan, fakta yang mereka kantongi jauh lebih lebih mengerikan ratusan tikus telah siap menunggu ajal. Aspartam, pemanis nonkalori yang memiliki tingkat kemanisan 200 kali gula itu, membikin tikus-tikus tadi langsung dihajar kanker mematikan.

Riset yang digelar pertengahan 2005 lalu itu membuat Uni Eropa kian yakin dengan keputusan mereka melarang penggunaan pemanis buatan pada produk makanan. Jajanan anak-anak, terutama. Jepang, Malaysia, Brunei, Vietnam, langsung mengekor langkah Uni Eropa. Mereka haramkan pula Siklamat, jenis pemanis buatan yang diduga dapat memicu kanker. Bagaimana dengan Indonesia?

Alih-alih dilarang beredar, produk-produk ini sejak lama menjadi "kawan akrab" anak-anak SD. Mudah ditemui di warung-warung, bahkan dijajakan secara besar-besaran di supermarket. Survei Lembaga Konsumen Jakarta (LKJ) sepanjang Juni hingga Juli di sejumlah titik di DKI Jakarta membuktikan hal itu.


“Dari 49 sampel yang kami ambil, lebih dari separuhnya mengandung pemanis buatan dalam konsentrasi tinggi,” kata Lies Permana Sari. Anggota tim peneliti LKJ itu membeberkan temuan mereka yang telah dikonfirmasi laboratorium Sucofindo.

Disebut berkonsentrasi tinggi, sebab produk ini memuat kadar gula berlipat-lipat. Selain mengandung gula murni, produk tadi juga ditambahi pemanis. Padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) jelas-jelas mengatakan, pemanis buatan hanya digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Adapun sampel-sampel yang disisir LKJ meliputi produk jelly, permen, dan minuman. Ini produk jajanan anak-anak.

“Kami sengaja memilih jenis itu,” dia menambahkan. Ada 25 merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan merek permen. Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada merek-merek tak terkenal, tetapi juga brand-brand yang sering nongol di layar televisi.

Bukan cuma mengandung konsentrasi pemanis tinggi, produk itu juga seperti berupaya menyembunyikan sesuatu. Beberapa produk, seperti Okky Jelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly, Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink, Naturade Gold, dan Mariteh Instant, tidak mencantumkan batas maksimum penggunaan pemanis buatan Aspartam.



Ini, menurut Lies, menyangkut perkara cukup penting. Riset European Ramazzini Foundation tahun silam membuktikan bahwa pemanis buatan Aspartam berisiko memicu kanker dan leukimia pada tikus percobaan bahkan pada dosis pemberian Aspartam hanya 20mg/kg BB.

“Secara anatomis tikus mirip dengan manusia. Apa yang terjadi pada tikus amat mungkin terjadi pula pada manusia,” kata dr Nurhasan, anggota tim riset LKJ. Karena itu pencantuman komposisi pemanis pada produk amat penting, sebab ada Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas jumlah pemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hari.

Para peneliti BPOM sedang mengecek produk makanan dan minuman 
yang beredar tapi berbahaya bagi kesehatan.

Bahkan, kata dia, jauh-jauh hari riset BPOM pada November-Desember 2002 lalu sudah menunjukkan bahwa konsumsi Siklamat sudah mencapai 240 persen ADI, sementara Sakarin pemanis buatan pemicu kanker kemih sebanyak 12,2 persen nilai ADI.

Tak pelak, kata Lies, anak-anak merupakan konsumen yang paling rentan terhadap dampak negatif dari pemanis buatan. “Otak mereka masih berkembang,” terang dia.

Beragam riset menunjukkan bahwa pemanis buatan, terutama Aspartam, berpotensi memicu keterbelakangan mental akibat penumpukan Fenilalanin menjadi Tirosin pada jaringan syaraf.

Berbeda dengan tikus, efek dari pemanis buatan pada manusia memang tak mewujud seketika. Ia terus berakumulasi dan akan dipanen setelah si anak beranjak dewasa. ”Karena itu, ini boleh dibilang silent disease,” tutur Lies seraya mengutip riset di Italia yang menunjukkan bahwa sudah ada bukti serangan kanker akibat konsumsi pemanis buatan.


Apa alasan produsen menaburi pemanis makanan? Sulit dipungkiri, terang Lies, ini terkait dengan upaya mereduksi ongkos produksi. “Kalau dengan sedikit pemanis saja sudah bisa menggantikan konsentarasi gula, kenapa tidak dipakai?” kata Lies seraya mengatakan bahwa Aspartam, Sakarin, dan Siklamat memiliki tingkat kemanisan dari 30 hingga 300 kali gula.

Menurut tim LKJ, As’ad Nugroho, BPOM hingga saat ini berkeras pemanis buatan masih aman dikonsumsi umum asalkan memenuhi komposisi. Apalagi ada 50 negara yang masih memperbolehkan meski soal aman tidaknya pemanis buatan masih diperdebatkan hingga detik ini. Pada kenyataannya, terang dia,soal komposisi aman ini banyak produsen yang membandel.

“Saat minta izin BPOM, mereka memberikan produk yang komposisinya tepat. Namun ketika ke pasar, mereka meluncurkan produk yang lain,” katanya. (Daily Mail/ pustaka: aspartamekills.com / BPOM/ berbagai sumber/ Google keywords: “Daftar Makanan Anak Indonesia Biang Kanker”)



The Dangers of Aspartame 
(Diet Coke Zero Side Effects Poisoning Pepsi Max Nutrasweet Sucralose)


Be aware of the dangerous chemicals in our food & take actions!


The Dangers of Artificial Sweetners by Jan McBarron M.D., N.D.



Sumber:
https://indocropcircles.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label

Lifestyle (266) Life (229) Info (221) Kesehatan (130) Tips (126) Islam (118) animal (105) hewan (102) Wanita (80) hewan kucing (77) kucing (76) Kepribadian (62) foto (61) Personality (58) Fakta (57) Love & Life (45) Sifat (35) Manfaat (33) Cat (32) Hiburan (32) Pria (30) Misteri (28) Lucu (27) Food (24) Beauty (23) Konspirasi (20) Cerita (19) News (19) Parenting (19) Relationship (18) Kisah (17) Cinta (16) photograph (15) Hantu (14) Jin (13) Kecantikan (13) Wisata (13) Coffee (11) Mitos (10) Film (9) Ramadan (9) Tempat liburan (9) Hobby (8) anjing (8) Puasa (7) Ilustrasi (6) Ngakak (6) Palestina (6) Seram (6) Olahraga (5) Phobia (4) Pernikahan (3) Zodiak (3) Buku (2) Cerpen (2) Liburan (2) Smartphone (2) Anime (1) DIY (1) Happy (1) Hutan (1) Meme (1) Rahasia (1) Sains (1) Sukses (1) Unik (1)